Larry Page dan Sergey Brin. Dua anak muda ini berhasil mengubah
dunia dengan mesin pencari kata yang dapat menemukan apa yang kita cari
dalam 0.59 detik. Saat mendirikan Google, mereka adalah mahasiswa PhD
yang sama-sama masih berumur 23 tahun.
Dari segi bibit, keduanya mewarisi kecerdasan orangtua masing-masing
yang merupakan profesor. "Pantesan aja pintar”, kata kita yang iri.
Padahal, tidak sedikit juga anak profesor yang jadi orang biasa saja.
Sergey hijrah dari Rusia pada saat dia berumur 6 tahun sehingga dia
merasakan bagaimana perjuangan keluarga imigran.
Mulanya, Larry dan Sergey menawarkan proposal kepada perusahaan yang
sudah ada untuk menjalankan ide mereka. Tetapi, tidak ada perusahaan
yang mau dengan anggapan sudah ada mesin pencari kata, dan tidak perlu
ada yang baru lagi. Dengan penolakan ini akhirnya mereka mendirikan
sendiri perusahaan mereka.
Penemu biasanya memang selalu mendapatkan penolakan. Dengan kegigihan
dan keyakinan, biasanya sang penemu berhasil mewujudkan impiannya.
Salah satu yang menarik dari mereka adalah niat awal pendirian Google
bukanlah untuk mencari uang, tetapi lebih kepada untuk menyebarkan
informasi kepada umat manusia. Wah, mulia banget ya.
Memang biasanya, penemu atau orang besar berhasil berpikir melampaui
jamannya, tidak seperti pola pikir orang awam yang sekedar bermaksud
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kita sekolah biar pintar. Setelah pintar
mudah cari kerja. Kerja untuk cari duit. Dengan banyak duit kita bisa
hidup senang.
Lary dan Sergey bukanlah tipe orang yang berpikir seperti orang
kebanyakan. Karena itu, barangkali kita harus lebih memberi pendidikan
kepada anak-anak kita untuk berpikir seperti mereka berdua. Kalau
menurut pakar motivasi, kita harus mendahulukan to be bukan to have. Jika to be sudah tercapai, biasanya to have akan mengiringinya dengan sendirinya,
Salah satu yang menarik lainnya adalah, kehidupan mereka yang tetap
sederhana. Dengan jumlah kekayaan masing-masing senilai 4 milyar dolar
AS atau sekitar 36 trilyun rupiah, sebenarnya mereka bisa beli apa saja.
Kebalikannya, mereka tetap hidup zuhud. Bahkan Larry belum mengganti
mobil Hondanya yang sudah berumur 10 tahun. Mereka juga masih tinggal di
apartemen, gaya hidup yang efisien bagi warga Amrik sono.
Hal ini sangat kontras dengan kelakuan kebanyakan kita yang
perusahaannya baru berkembang, karirnya baru menanjak, tetapi sudah
bergonta-ganti mobil. Kredit lagi… Yang penting mah gaya euy….Biar tekor
asal kesohor.
Setelah perusahaan berkembang, dari karyawan yang dulu cuma 100
orang, kini sudah lebih dari 10.000 orang, Larry dan Sergey sadar bahwa
mereka tidak bisa lagi terus memimpin. Karena itu, mereka merekrut
seorang profesional yang menjadi CEO Google. Kesadaran ini perlu
diteladani para pemimpin kita yang sudah lama berkiprah tetapi tidak mau
mundur, bahkan ingin kembali memerintah.
|