Batu megalit
berupa seorang laki-laki seperti sedang salat, ditemukan di areal
persawahan Dusun Selibar, Kelurahan Selibar, Kecamatan Pagaralam Utara,
Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, Minggu.
"Batu megalit yang berukuran tinggi sekitar 30 cm, dengan lebar 40 cm,
dengan lokasi ditemukan berjarak 1 km dari Dusun Selibar dan berada di
tengah sawah dengan kondisi sebagian sudah tertimbun tanah," kata
Wimsi, warga setempat. Ia mengatakan, patung batu itu berbentuk seorang laki-laki duduk
seperti sedang melakukan shalat dengan mengarah posisi mukanya ke
puncak Gunung Dempo dan matahari terbenam.
"Saat ditemukan, kondisi permukaan batu sudah banyak tertimbun tanah, dan hanya sebagian kecil saja masih terlihat," katanya
Wimsi mengatakan, batu itu hanya beberapa cm saja muncul ke permukaan
tanah, tapi guratan wajah dan bagian kepala masih dapat terlihat dengan
jelas.
"Kami mengetahui jika batu ini merupakan peninggalan nenek moyang,
kebetulan waktu itu ada seseorang bermimpi menceritakan ada kekuatan
pada batu tersebut. Namun baru berencana akan mengambilnya, seseorang
tersebut sudah jatuh sakit hingga hampir meninggal dunia. Setelah
kejadian itulah, warga Dusun Selibar termasuk pemilik sawah tidak
berani mengganggu batu tersebut," kata dia.
Ia mengatakan, warga sekitar tempat ini mengatakan batu manusia sedang
salat selain terlihat seperti orang sedang duduk tahiyat, Arahnya juga
ke kiblat.
Konon, lanjut Wimpi, orang yang mau memindahkannya langsung sakit,
Ketua Tim Balai Arkeologi Palembang, Sumsel, Kristantina Indriastuti,
didampingi petugas kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
Jambi dengan wilayah kerja Jambi, Sumsel, Bengkulu dan Babel, Akhmad
Rivai, mengatakan sebetulnya walaupun warga setempat mengatakan mirip
orang sedang salat, batu itu merupakan arca menhir yang sudah berumur
sekitar 2.000 tahun Sebelum Masehi (SM).
"Kami sudah melihat mulai dari bentuk dan kondisinya memang arca
menhir, jadi bukan patung orang salat seperti yang dikatakan warga
setempat. Apalagi pada waktu itu kehidupannya masih belum mengenal
agama seperti sekarang, sehingga tidak mungkin menggambarkan seseorang
sedang salat, kemudian di sekitar lokasi juga terdapat tetralith dan
tempat persembahan," kata dia pula.
sumber (ANTARA News)
|